Selasa, 12 Mei 2009

Salut untuk Laskar Pelangi

Beberapa bulan lalu, aku membaca sebuah novel yang berjudul "Laskar Pelangi". Berawal dari seorang kawan yang bercerita tentang film tersebut, memaksa aku untuk hunting CD or DVDnya. Tidak disangka, aku justru menemukan novelnya. So, jadilah aku memilih versi novel. Karena buatku, cerita yang seperti itu lebih 'pas' rasanya kalo dibaca, lebih imajinatif sekaligus inspiratif.

Ternyata...
Di sana ada sosok-sosok yang sangat luar biasa. Ada guru-guru yang memahami benar tentang apa itu yang dinamakan Pengabdian, hingga gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" saja tidak akan pernah cukup menjadi perwujudan rasa terima kasih ibu pertiwi ini pada dedikasinya. Ada juga anak-anak yang bersemangat baja mengejar cita-cita, lengkap dengan segala ketimpangan dan romantika lika-liku potret kehidupan sebagai yang terpinggirkan. Ada pula orang tua-orang tua yang begitu bersahaja. Orang tua yang berpikir tentang masa depan anak-anaknya. Bukan orang tua picik, yang merasa punya hak untuk meng-eksploitasi buah hati mereka dengan dalih himpitan ekonomi. SALUT...!!!

Lalu bagaimana dengan kita? Kitakah guru itu? Kitakah anak itu? Atau mungkin, kitakah orang tua itu?
Kawan, adakah mereka di sekeliling kita? Atau mereka hanyalah tokoh-tokoh imajinatif layaknya gatot kaca si otot kawat-tulang besi atau pandawa lima yang begitu perkasa?

Percayalah, kawan. Mereka itu benar-benar ada. Tinggal bagaimana kita berusaha melihatnya. Tenang aja, tak perlu engkau membeli mikroskop ataupun teleskop, karena yang engkau butuhkan hanya mata hati. Jangan hanya gunakan kedua mata indahmu, kawan. Karena engkau bisa tertipu oleh label dan kemasan palsu. 'Don't look the book from the cover', bukankah begitu wejangan dari om tukul arwana. Galilah dari sifat dan keseharian mereka. Engkau akan temukan ilmu luar biasa yang tidak akan engkau dapati di bangku sekolah maupun kuliah. Bila engkau telah menemukan salah satu dari mereka, Selamat dan berbahagialah! Karena engkau telah menemukan guru sejati.

Sudah ketemukah kawan? Belum ketemu juga? Jangan kuatir! Engkaupun dapat menjadi sosok tersebut.


Kembalilah pada dirimu. Luruskan niat, cari tahu keinginan terbesar dalam hidupmu. Tetapkan itu sebagai tujuan hidupmu. Hati-hati, tanya pada lubuk hatimu, pastikan engkau tidak salah menentukan arah. Kemudian mulailah melangkah meraih tujuanmu. Perlahan saja kawan, tak perlu terburu-buru, karena perjalanan masihlah panjang. Bila lelah menyambangimu, berhentilah! Ambil jeda untuk menyusut peluhmu, tata kembali semangatmu, karena engkau akan perlu itu. Kemudian melangkahlah kembali... makin cepat... makin cepat... Dan percayalah, suatu ketika, istri, suami, anak, cucu, saudara, kawan, tetangga, bahkan dunia akan mencari tapak-tapak bekas perjalananmu.


Satu pesanku lagi kawan, 'Sekali melangkah, jangan pernah menengok lagi ke belakang, kalau itu hanya akan melemahkan dirimu'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar